dr. Mulyadi, Sp.OG, M.Kes || 2024-03-01
Masalah normal pada kehamilan bisa terjadi akibat sejumlah kondisi yang telah ada sebelum terjadinya hamil, maupun yang baru terjadi saat hamil. Kondisi kehamilan dapat menimpa bunda serta janin dengan gejala dan dampak yang bervariasi, tergantung tingkat keparahannya. Untuk mengetahui kondisi apa saja yang umum terjadi saat kehamilan yuk bun baca artikerl medikacare dibawah ini.
Sebagai besar kehamilan berlangsung normal, akan tetapi komplikasi atau masalah kesehatan serius bisa terjadi begitu saja. Pada kasus yang berat, komplikasi yang terjadi selama kehamilan bahkan dapat mengancam nyawa bunda dan janin di dalamnya. Kehamilan dengan kesulitan tersebut disebut juga kehamilan berisiko tinggi. Mengetahui ciri-ciri bunda mengalami kehamilan berisiko sangat diharuskan untuk mencegah masalah yang akan muncul saat kehamilan, penting bagi setiap bunda untuk mendapatkan perawatan kesehatan yang baik sebelum dan selama kehamilan.
Berbagai kondisi kehamilan yang umum terjadi
Agar bisa mengenali dan mengantisipasi komplikasi kehamilan, bunda sangat juga perlu memperbanyak informasi kondisi apa saja yang bisa terjdi, serta penyebab dan gejalanya. Berikut ini adalah 5 komplikasi kehamilan yang umum terjadi.
1. Hiperemesis gravidarum
Hiperemesis gravidarum mirip dengan morning sickness, akan tetapi untuk gejala nya lebih berat seperti mual dan muntah yang lebih lama, bahkan bisa sampai trimester kedua atau ketiga. Keluhannya pun lebih parah sehingga bisa membuat bunda mengalami dehidrasi dan sulit untuk makan atau minum. Belum ada usaha pencegahan yang dapat dilakukan, hal ini dikarenakan penyebab kondisi ini belum pasti dan belum diketahui.
Salah satu penyebab kondisi ini diduga adanya peningkatan kadar hormon selama kehamilan. Saat mengalami mual dan muntah cukup parah, bunda bisa mengalami dehidrasi dan juga kekurangan nutrisi yang bisa membahayakan janin. Oleh karena itu, dokter akan menyarankan ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum untuk infus dan dirawat dirumah sakit.
2. Keguguran
Keguguran dapat diartikan sebagai kematian janin saat usianya belum mencapai 20 minggu. Kondisi ini juga dapat ditandai dengan perdarahan pada vagina, kram pada bagian perut, sakit punggung yang begitu hebat, tubuh terasa lemas, dan juga terkadang disertai demam pada ibu hamil. Sebagian besar kondisi kehamilan ini terjadi akibat kelainan pada kromosom atau komponen genetik yang berujung pada gangguan pertumbuhan janin.
Selain itu, keguguran juga bisa terjadi karena gangguan hormon, kelainan rahim, kelemahan leher rahim, kondisi autoimun, terlalu lelah, merokok dan juga mengonsumsi alkohol. Risiko keguguran juga akan meningkat pada ibu hamil yang memiliki penyakit tertentu seperti diabetes, gangguan tiroid dan tekanan darah tinggi pada ibu hamil.
3. Anemia
Tubuh ibu hamil sangat memperlukan zat besi, vitamin B12, dan asam folat yang berfungsi untuk membentuk hemoglobin atau protein pada sel darah merah. Hemoglobin ini memiliki manfaat untuk mengedarkan oksigen ke seluruh jaringan tubuh bunda. Saat hamil, kebutuhan darah akan meningkatkan untuk mendukung pertumbuhan janin dan anemia bisa terjadi jika tubuh ibu hamil tidak mampu memproduksi lebih banyak hemoglobin.
Anemia saat hamil umumnya ditandai dengan beberapa kondisi tubuh seperti pucat, letih, pusing, sulit berkonsentrasi, bahkan hingga sesak napas. Kondisi kehamilan sangat perlu bunda waspadai. Masalahnya, anemia yang tidak ditangani dengan tepat dapat menyebabkan bayi lahir dengan berat badan yang rendah, kelahiran premature, hingga cacat lahir. Kondisi ini lebih sering terjadi pada ibu hamil yang mengalami morning sickness, hamil kembar, atau memiliki pola makan yang tidak sehat.
4. Perdarahan
Sekitar 25-40% bunda akan mengalami perdarahan pada trimester pertama. Perdarahan ini dapat disebabkan oleh proses melekatnya sel telur yang telah dibuahi pada dinding rahim (implantasi). Perdarahan bisa menjadi komplikasi kehamilan yang sangat berbahaya seperti kehamilan ektopik. Hal ini bisa terjadi jika perdarahan yang bunda alami disertai dengan nyeri atau kram perut yang hebat. Perdarahan saat hamil juga tidak boleh diremehkan meskipun hanya berupa bercak darah dengan jumlah yang sedikit. Saat mengalami perdarahan sebaiknya bunda konsultasikan diri ke dokter kandungan ya bun agar mendapatkan penanganan yang tepat.
5. Kurang cairan ketuban
Didalam rahim, janin akan tumbuh dan berkembang didalam kantung berisi cairan ketuban. Fungsi cairan ini adalah untuk melindungi janin dari benturan dan juga infeksi, menjaga suhu rahim tetap stabil, serta mengoptimalkan perkembangan organ-organ janin. Jumlah cairan ketuban ini akan terus berkurang setelah kehamilan bunda mencapai 38 minggu hingga akhirnya janin lahir. Namun begitu, penurunan volume cairan ketuban yang telalu cepat perlu diwaspadai. Hal ini bisa menyebabkan komplikasi, seperti perkembangan organ janin yang tidak sempurna dan persalinan prematur.
Selain 5 kondisi di atas, ada beberapa kondisi kehamilan lain nya yang juga perlu ibu hamil waspadai, yaitu preeklamsia, gangguan plasenta, diabtes gestasional dan infeksi saat hamil. Agar komplikasi kehamilan dapat dicegah dan didekteksi sejak awal, bunda sangat perlu melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin. Jika ditemukan adanya komplikasi saat kehamilan, dokter akan memberikan penanganan yang sesuai dengan gangguan yang terjadi pada bunda.
Agar komplikasi kehamilan dapat dicegah, ibu hamil disarankan untuk mengonsumsi makanan yang bergizi dan seimbang, mencukupi waktu istirahat, serta melakukan pemerikasaan kehamilan ke dokter secara rutin. Selain itu juga, ibu hamil disarankan untuk tidak merasa cemas berlebihan. Kecemasan pada ibu hamil akan mengganggu tumbuh kembang janin didalam kandungan ibu hamil.