Makrosomia - Globumil

dr. Dije, Sp.OG, M.Kes || 2024-02-17

Makrosomia merupakan istilah medis bagi yang yang terlahir dengan berat badan di atas rata rata atau berlebih. Kondisi ini dapat menyebabkan proses persalinan menjadi lebih sulit dan lebih lam serta berbahaya bagi bunda maupun janin yang sedang dikandungnya.

Pada umumnya, bayi akan terlahir dengan berat badan 2,6-3,8 kg. Akan tetapi, pada beberapa kondisi, bayi bisa saja terlahir dengan berat badan di atas 4 kg. Bayi yang lahir dengan berat badan di atas rata rata atau berlebih ini disebut dengan makrosomia.

Makrosomia dapat menyebabkan proses persalinan normal menjadi lebih sulit hingga memakan waktu yang lebih lama dari biasanya. Tak hanya itu, bayi yang mengalami makrosomia mempunyai risiko tinggi untuk menderita beberapa masalah kesehatan di kemudian hari, seperti diabetes dan obesitas.

Penyebab Makrosomia

Makrosomia bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti masalah kesehatan pada bunda selama masa kehamilan, faktor keturunan, dan pertumbuhan janin yang mengalami gangguan. Tak hanya itu, ada beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko bayi mengalami makrosomia, berikut di antaranya:

• Mengalami berat badan berlebih atau obesitas saat hamil
• Mengalami diabetes gestasional selama hamil
• Mengalami hipertensi selama hamil
• Ada riwayat melahirkan bayi dengan berat badan berlebih di kehamilan sebelumnya
• Hamil disaat usia di atas 35 tahun
• Mengandung bayi laki laki

Selain itu, makrosomia pun akan lebih berisiko terjadi pada bayi yang tidak kunjung lahir walaupun sudah lewat 2 minggu dari HPL atau hari perkiraan lahir.

Tanda Makrosomia pada Masa Kehamilan

Tanda dari makrosomia sering kali sulit untuk dikenali. Bunda membutuhkan pemeriksaan oleh dokter kandungan guna memastikan apakah janin bunda tumbuh dengan normal atau malah mengalami makrosomia. Ada dua hal yang bisa bunda jadikan tanda bahwa janin yang sedang bunda kandung mengalami makrosomia, berikut di antaranya

1. Tinggi fundus uteri lebih dari normal

Fundus uteri adalah titik tertinggi rahim yang diukur berdasarkan jarak di antara puncak uterus dengan tulang pubis. Apabila jarak tersebut melebihi batas normal, ada kemungkinan bahwa janin mengalami makrosomia atau berat badan berlebih.

2. Lebihnya volume air ketuban

Air ketuban dapat menjadi salah satu tanda guna mendeteksi makrosomia saat hamil. Hal ini dikarenakan air ketuban bisa menunjukkan seberapa banyak urine yang sudah dikeluarkan oleh janin. Semakin banyak urine yang keluar, maka semakin besar pula kemungkinan janin mengalami makrosomia. Tak hanya dua seperti yang sudah dijelaskan di atas, dokter juga bisa melakukan pemeriksaan dengan ultrasonografi atau USG guna memantau perkembangan janin dan memastikan apakah janin yang sedang bunda kandung mengalami makrosomia atau tidak.

Pencegahan Makrosomia

Guna mencegah makrosomia terjadi, bunda disarankan untuk menjaga kesehatan diri sendiri dan janin dengan melakukan beberapa cara seperti berikut ini:

• Rutin melakukan pemeriksaan kehamilan ke dokter kandungan
• Mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi selama masa kehamilan
• Selama masa kehamilan bunda dianjurkan untuk menjaga kenaikan berat badan yang sehat, yakni sekitar 11-16 kg
• Apabila bunda menderita penyakit diabetes, kontrolah kadar gula darah bunda
• Aktif bergerak selama masa kehamilan dengan cara rutin berolahraga ataupun melakukan aktivitas ringan setiap harinya.

Nah, jadi itu dia bunda penyebab, gejala, dan cara mencegah makrosomia terjadi. Bunda bisa meminimalkan risiko makrosomia ini dengan persiapan yang baik dan matang sebelum, selama, dan setelah kehamilan. Hal ini dikarenakan makrosomia membawa cukup banyak risiko dan komplikasi baik kepada bayi itu sendiri ataupun bundanya.

Apabila bunda mengandung bayi yang berukuran besar, bunda jangan panik dan tetap melakukan pemeriksaan kehamilan ke dokter secara rutin. Dengan begitu, dokter bisa memantau kondisi janin dan merencanakan metode persalinan apa yang paling aman untuk bunda lakukan demi keselamatan bunda dan janin itu sendiri.