Waspada Keguguran Apa yang Perlu Diketahui - Globumil
Globumil || 2025-06-11
Harus Waspada, Ini 5 Penyebab Keguguran pada Bumil yang Sering Terjadi
Keguguran atau kehilangan kehamilan sebelum usia 20 minggu tentu jadi pengalaman yang menyakitkan dan memilukan bagi pasangan. Meskipun seringkali tidak dapat dicegah, memahami penyebab-penyebab umum keguguran dapat membantu ibu hamil untuk lebih waspada, mengambil langkah-langkah pencegahan yang memungkinkan, dan mencari bantuan medis yang tepat waktu jika timbul gejala.
Sekitar 10-20% kehamilan yang terkonfirmasi berakhir dengan keguguran, dengan sebagian besar terjadi pada trimester pertama (sebelum 12 minggu kehamilan). Penting untuk diingat bahwa sebagian besar keguguran bukan karena kesalahan ibu hamil, melainkan karena masalah pada janin itu sendiri.
1. Masalah Kromosom pada Janin
Ini jadi penyebab paling umum dari keguguran, terutama pada trimester pertama. Diperkirakan 50-70% dari semua keguguran disebabkan oleh masalah kromosom.

Kromosom adalah struktur kecil di dalam sel yang membawa gen. Janin menerima 23 kromosom dari ibu (melalui sel telur) dan 23 kromosom dari ayah (melalui sel sperma), sehingga total 46 kromosom. Terkadang, terjadi kesalahan acak saat sel telur atau sperma terbentuk, atau saat pembuahan dan pembelahan sel awal. Kesalahan ini bisa berupa:
Mengapa Ini Menyebabkan Keguguran? Sebagian besar kelainan kromosom ini sangat parah sehingga janin tidak dapat berkembang dengan normal dan tubuh secara alami menghentikan kehamilan. Ini adalah mekanisme alami tubuh untuk menghentikan kehamilan yang tidak mungkin bertahan hidup atau akan memiliki kelainan serius.
Kelainan kromosom ini umumnya terjadi secara acak dan bukan karena kesalahan orang tua. Risiko kelainan kromosom meningkat seiring bertambahnya usia ibu (terutama di atas 35 tahun) dan juga usia ayah.
2. Kelainan pada Rahim atau Leher Rahim
Struktur atau kondisi rahim dan leher rahim yang tidak normal dapat mempersulit janin untuk menempel atau bertahan di dalam kandungan.
- Kelainan Bentuk Rahim: Beberapa wanita lahir dengan bentuk rahim yang tidak biasa (misalnya, rahim berbentuk hati atau rahim berseptum/memiliki sekat), yang dapat mengurangi ruang untuk pertumbuhan janin atau mengganggu aliran darah ke plasenta.
- Mioma Uteri (Fibroid): Pertumbuhan non-kanker di dalam atau pada dinding rahim yang dapat mengganggu implantasi, pertumbuhan janin, atau suplai darah. Risiko keguguran tergantung pada ukuran dan lokasi mioma.
- Sindrom Asherman: Kondisi di mana terbentuk jaringan parut di dalam rahim, biasanya akibat operasi rahim sebelumnya (seperti kuretase berulang), yang dapat mengganggu implantasi.
- Inkompetensi Serviks (Leher Rahim Lemah): Kondisi di mana leher rahim mulai membuka (melebar) terlalu dini selama kehamilan, biasanya tanpa rasa sakit atau kontraksi. Ini lebih sering menyebabkan keguguran di trimester kedua.
Beberapa kelainan ini dapat didiagnosis melalui pemeriksaan USG atau histeroskopi. Jika didiagnosis, beberapa kondisi (seperti inkompetensi serviks) dapat ditangani dengan tindakan medis (misalnya cerclage atau penjahitan leher rahim) untuk membantu mempertahankan kehamilan.
3. Kondisi Medis Ibu (Penyakit Kronis atau Akut)
Berbagai kondisi kesehatan yang mendasari pada ibu dapat meningkatkan risiko keguguran.
- Diabetes yang Tidak Terkontrol: Kadar gula darah yang sangat tinggi dan tidak terkontrol dengan baik sebelum dan selama kehamilan dapat meningkatkan risiko keguguran dan cacat lahir.
- Penyakit Tiroid yang Tidak Terkontrol: Baik hipotiroidisme (kekurangan hormon tiroid) maupun hipertiroidisme (kelebihan hormon tiroid) yang tidak diobati dapat menyebabkan keguguran.
- Penyakit Autoimun: Kondisi seperti Lupus Erythematosus Systemic (LES) atau Sindrom Antifosfolipid (APS) dapat menyebabkan tubuh menyerang sel-selnya sendiri, termasuk yang penting untuk kehamilan (misalnya, membentuk gumpalan darah di plasenta).
- Penyakit Ginjal Kronis: Fungsi ginjal yang buruk dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk menopang kehamilan.
- Infeksi Tertentu: Beberapa infeksi dapat menular ke janin dan menyebabkan keguguran, seperti rubella, toksoplasmosis, sitomegalovirus (CMV), listeria, gonore, chlamydia, HIV, atau infeksi parah lainnya yang menyebabkan demam tinggi.
- Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS): Wanita dengan PCOS memiliki risiko keguguran yang sedikit lebih tinggi, meskipun mekanismenya tidak sepenuhnya jelas (mungkin terkait dengan ketidakseimbangan hormon atau resistensi insulin).
4. Masalah Hormonal
Keseimbangan hormon sangat penting untuk menjaga kehamilan tetap sehat, terutama di trimester pertama.
- Progesteron Rendah: Progesteron adalah hormon yang berperan penting dalam menyiapkan lapisan rahim untuk implantasi embrio dan mempertahankannya. Kadar progesteron yang tidak mencukupi dapat menyebabkan dinding rahim tidak siap atau tidak dapat menopang kehamilan.
- Ketidakseimbangan Hormon Lain: Hormon tiroid, insulin, dan hormon lainnya juga berperan dalam menjaga keseimbangan yang mendukung kehamilan.
5. Faktor Gaya Hidup dan Lingkungan
Beberapa kebiasaan dan paparan lingkungan dapat meningkatkan risiko keguguran.
- Merokok: Kandungan zat kimia berbahaya dalam rokok dapat merusak plasenta dan mengganggu suplai darah ke janin, meningkatkan risiko keguguran, kehamilan ektopik, dan komplikasi lainnya.
- Konsumsi Alkohol Berlebihan: Tidak ada jumlah alkohol yang aman selama kehamilan. Alkohol dapat melewati plasenta dan menyebabkan berbagai masalah, termasuk keguguran dan Fetal Alcohol Spectrum Disorders (FASDs).
- Penggunaan Narkoba Terlarang: Penggunaan narkoba seperti kokain, metamfetamin, atau heroin dapat sangat berbahaya bagi kehamilan dan meningkatkan risiko keguguran.
- Paparan Racun Lingkungan: Paparan terhadap bahan kimia berbahaya tertentu, radiasi tingkat tinggi, atau polutan lingkungan ekstrem.
- Obesitas Ekstrem: Obesitas yang signifikan dapat meningkatkan risiko keguguran, serta komplikasi kehamilan lainnya seperti diabetes gestasional dan preeklampsia.
- Kekurangan Gizi Parah: Diet yang sangat tidak seimbang dan kekurangan nutrisi penting dapat memengaruhi kesehatan ibu dan perkembangan janin.
Pentingnya Konsultasi Medis
Meskipun mengenal penyebab keguguran dapat meningkatkan kewaspadaan, penting untuk diingat bahwa sebagian besar keguguran adalah peristiwa acak dan tidak dapat dicegah. Jika bunda mengalami pendarahan, nyeri perut hebat, atau gejala lain yang mengkhawatirkan selama kehamilan, segera hubungi dokter kandungan atau pergi ke unit gawat darurat. Diagnosis dan penanganan dini sangat penting untuk menjaga kesehatan ibu dan, jika memungkinkan, menyelamatkan kehamilan.