Admin || 2025-06-10
Kenapa Janin Kurang Bergerak dalam Kandungan? Ini Penyebabnya
Janin yang jarang bergerak kadang bikin ibu hamil jadi panik dan khawatir. Padahal, gerakan janin adalah salah satu tanda penting bahwa si kecil di dalam perut sedang tumbuh dan berkembang dengan baik.
Merasakan tendangan, guliran, atau kedutan dari si kecil seringkali menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Namun, ketika janin terasa kurang bergerak dari biasanya, tentu saja rasa khawatir akan muncul.
Penting untuk memahami bahwa ada banyak alasan mengapa janin mungkin kurang bergerak, mulai dari hal yang normal dan tidak berbahaya hingga kondisi yang memerlukan perhatian medis segera.
Mengapa Janin Kurang Bergerak?
A. Penyebab Normal dan Tidak Berbahaya:
Seperti manusia dewasa, janin di dalam kandungan memiliki siklus tidur dan bangun. Janin bisa tidur selama 20-40 menit, dan terkadang hingga 90 menit. Selama periode tidur ini, janin tidak akan bergerak sama sekali. Anda mungkin akan merasakan gerakannya kembali setelah ia bangun.
Ketika ibu hamil banyak bergerak atau sibuk beraktivitas sepanjang hari, gerakan ibu secara tidak langsung bisa meninabobokan janin, membuatnya tertidur. Selain itu, fokus ibu yang teralihkan pada aktivitasnya juga bisa membuat gerakan janin kurang terasa. Janin umumnya akan lebih aktif bergerak di malam hari saat ibu beristirahat.
Posisi janin di dalam rahim bisa memengaruhi seberapa jelas gerakan yang Anda rasakan. Jika punggung janin menghadap ke perut ibu (posisi anterior), tendangan atau gerakan janin mungkin terasa lebih samar atau bahkan tidak terasa karena terhalang oleh posisi tersebut atau plasenta (jika plasenta berada di dinding depan rahim).
Janin membutuhkan energi dari asupan makanan ibu untuk bergerak. Jika ibu kurang makan, berpuasa, atau mengalami dehidrasi, energi yang tersalurkan kepada janin mungkin berkurang, sehingga gerakannya pun menurun.
Beberapa obat yang dikonsumsi ibu (misalnya obat penenang, obat antinyeri tertentu) dapat memengaruhi aktivitas janin dan membuatnya lebih tenang atau kurang bergerak. Merokok dan konsumsi alkohol atau obat-obatan terlarang juga dapat mengurangi gerakan janin dan sangat berbahaya bagi kesehatannya.
B. Penyebab yang Memerlukan Kewaspadaan Medis (Bahaya):
Ini adalah kondisi serius yang dapat terjadi karena berbagai masalah, seperti:
Tali pusat yang melilit leher atau tubuh janin terlalu erat bisa mengurangi aliran darah dan oksigen.
Plasenta adalah organ vital yang menyalurkan oksigen dan nutrisi dari ibu ke janin. Jika ada masalah pada plasenta (misalnya, plasenta tidak berfungsi optimal/insufisiensi plasenta, atau abruptio plasenta yaitu plasenta terlepas sebagian atau seluruhnya dari dinding rahim), pasokan oksigen dan nutrisi ke janin bisa terganggu. Ini adalah penyebab paling umum dari janin kurang bergerak yang perlu diwaspadai.
Jumlah air ketuban yang terlalu sedikit dapat membatasi ruang gerak janin dan juga bisa menjadi indikator masalah pada ginjal janin atau plasenta.
Meskipun jarang, air ketuban yang terlalu banyak juga bisa membuat gerakan janin terasa lebih samar karena janin "berenang" dalam cairan yang terlalu banyak.
Janin yang mengalami gangguan pertumbuhan mungkin memiliki ukuran yang lebih kecil dari usia kehamilannya dan cenderung kurang aktif bergerak karena keterbatasan energi.
Beberapa infeksi yang ditularkan dari ibu ke janin dapat memengaruhi aktivitas janin.
Ini adalah kondisi paling serius dan merupakan alasan utama mengapa ibu hamil harus sangat mewaspadai penurunan gerakan janin. Jika janin tidak bergerak sama sekali dalam periode waktu yang signifikan, hal ini bisa menjadi tanda stillbirth.
Kapan Harus Khawatir dan Segera ke Dokter?
Normalnya, Anda akan mulai merasakan gerakan janin sekitar minggu ke-16 hingga ke-24 kehamilan. Setelah itu, gerakan janin akan menjadi lebih teratur dan berpola. Dokter biasanya akan menyarankan Anda untuk melakukan penghitungan gerakan janin (kick count) mulai trimester ketiga (sekitar minggu ke-28).
Bunda harus segera menghubungi dokter kandungan atau pergi ke unit gawat darurat jika: