dr. Mulyadi, Sp.OG, M.Kes || 2025-01-24
Pemeriksaan USG yang menunjukkan hasil negatif meskipun muncul gejala kehamilan bisa terjadi karena berbagai alasan. Beberapa faktor yang mempengaruhi hasil USG antara lain waktu pemeriksaan yang terlalu awal atau adanya kondisi medis tertentu. Meski hasil USG tidak sesuai dengan harapan, hal ini tidak selalu berhubungan dengan masalah serius.
Bagi pasangan yang baru menikah atau sedang menjalani program hamil, mendapati hasil tes kehamilan yang positif pastinya membawa kebahagiaan. Namun, dalam beberapa situasi, meskipun gejala-gejala kehamilan muncul, hasil pemeriksaan USG bisa menunjukkan kondisi yang berbeda, yang dapat menimbulkan perasaan kecewa.
Ada beberapa penyebab yang menjelaskan mengapa hasil USG tidak menunjukkan tanda kehamilan meskipun gejala tersebut ada, dan berikut adalah beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan:
1. Pemeriksaan USG Dilakukan Terlalu Dini
Salah satu alasan mengapa hasil USG menunjukkan tidak ada kehamilan meskipun gejala kehamilan seperti telat haid dan mual muncul adalah pemeriksaan dilakukan terlalu awal. USG umumnya dapat mendeteksi kantung kehamilan pada usia kehamilan sekitar lima minggu. Pada minggu-minggu awal ini, mungkin USG belum cukup sensitif untuk menampilkan hasil yang akurat. Oleh karena itu, dokter biasanya akan menyarankan untuk melakukan pemeriksaan ulang setelah satu atau dua minggu.
2. Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik adalah kondisi di mana sel telur yang dibuahi menempel di luar rahim, seperti di tuba falopi, ovarium, leher rahim, atau bahkan di saluran pencernaan. Kehamilan jenis ini tidak dapat berkembang dengan baik karena tidak ada cukup ruang untuk janin berkembang, dan dapat merusak organ yang terlibat. Gejala awal kehamilan ektopik sering kali mirip dengan kehamilan normal, seperti terlambat haid, mual, dan perubahan pada payudara. Perbedaannya, kehamilan ektopik bisa memicu rasa sakit hebat di perut dan perdarahan, yang memerlukan penanganan medis segera. Kehamilan ektopik dapat terdeteksi dengan pemeriksaan USG, dan kondisi ini membutuhkan tindakan medis yang tepat untuk mencegah komplikasi yang membahayakan jiwa.
3. Kehamilan Anggur
Kehamilan anggur adalah kondisi di mana plasenta tumbuh tidak normal dan dipenuhi dengan kista yang menyerupai anggur. Tumor berisi cairan ini dapat menghambat perkembangan janin, yang mengarah pada keguguran spontan. Pada sebagian besar kasus, kehamilan anggur menyebabkan keguguran sebelum janin bisa berkembang lebih jauh. Gejalanya meliputi keluarnya gumpalan atau cairan dari vagina yang dapat menunjukkan bahwa kehamilan tersebut tidak berkembang. Kondisi ini sering kali terdeteksi melalui pemeriksaan USG, dan meskipun gejalanya mirip dengan kehamilan, hasilnya menunjukkan ketidakberhasilan pada perkembangan janin.
4. Kehamilan Kosong
Kehamilan kosong atau blighted ovum terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi menempel di rahim tetapi tidak berkembang menjadi janin. Meskipun plasenta dan kantung kehamilan terbentuk, tidak ada embrio yang berkembang di dalamnya. Kehamilan kosong sering kali disebabkan oleh masalah kromosom atau pembelahan sel yang tidak normal. Dalam banyak kasus, tubuh wanita akan menganggap ini sebagai kehamilan normal pada awalnya, tetapi kemudian terjadi keguguran spontan. Meskipun gejala awalnya mirip dengan kehamilan, hasil USG akan menunjukkan tidak adanya janin.
5. Keguguran
Keguguran merupakan salah satu penyebab mengapa hasil USG dapat menunjukkan tidak ada kehamilan meskipun gejala kehamilan pernah ada sebelumnya. Jika seorang wanita mengalami keguguran, sebagian besar jaringan janin mungkin telah keluar dari rahim, dan ini dapat terlihat pada hasil USG. Namun, pada tahap awal keguguran, gejala seperti mual, payudara membengkak, dan kelelahan mungkin masih muncul, meskipun janin sudah tidak berkembang lagi. Dalam kondisi ini, jika sisa jaringan janin masih tertinggal di dalam rahim, dokter mungkin akan melakukan prosedur pembersihan seperti kuretase untuk mencegah infeksi atau komplikasi lebih lanjut.
6. Kondisi Medis Lain yang Memengaruhi Kehamilan
Beberapa kondisi medis lainnya yang memengaruhi keseimbangan hormon, kualitas sel telur, atau fungsi reproduksi secara umum, dapat menyebabkan hasil USG tidak menunjukkan kehamilan meskipun gejala yang dirasakan mirip dengan tanda-tanda awal kehamilan. Misalnya, gangguan tiroid, masalah hormon, atau infeksi tertentu bisa menyebabkan gejala yang menyerupai kehamilan. Jika Anda merasa ada ketidaksesuaian antara gejala yang dirasakan dan hasil pemeriksaan, konsultasi lebih lanjut dengan dokter adalah langkah yang penting untuk menemukan penyebab yang tepat.
Kesimpulan
Secara umum, meskipun hasil USG tidak menunjukkan tanda kehamilan, wanita yang mengalami kondisi seperti kehamilan ektopik, hamil anggur, hamil kosong, atau keguguran masih memiliki peluang untuk hamil di masa depan. Yang terpenting adalah mengatasi kondisi medis yang mendasari terlebih dahulu agar bisa merencanakan kehamilan berikutnya dengan lebih aman.
Jika Anda mengalami gejala kehamilan meskipun hasil USG menunjukkan hal sebaliknya, penting untuk berkonsultasi dengan dokter guna mendapatkan diagnosis yang lebih tepat dan tindak lanjut yang sesuai. Pemeriksaan lebih lanjut, termasuk USG ulang atau tes darah, dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kondisi tubuh dan kemungkinan kehamilan yang sedang berlangsung.