dr. Mulyadi, Sp.OG, M.Kes || 2024-12-16
Mewarnai rambut saat hamil sebenarnya diperbolehkan, namun paparan berlebihan terhadap bahan kimia yang terkandung dalam cat atau pewarna rambut dapat meningkatkan potensi risiko gangguan kesehatan bagi ibu hamil dan janin. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk memperhatikan beberapa hal agar proses pewarnaan rambut lebih aman dan efek samping yang mungkin terjadi dapat diminimalkan.
Jika ibu hamil berencana untuk mewarnai rambut pada trimester pertama, lebih baik menunda hingga memasuki trimester kedua. Hal ini akan lebih aman bagi janin karena trimester pertama merupakan periode penting dalam pembentukan organ tubuh janin. Sementara itu, memotong rambut saat hamil bisa dilakukan kapan saja tanpa ada masalah.
Keamanan Mewarnai Rambut saat Hamil
Terlalu sering mewarnai rambut saat hamil dianggap tidak aman karena pewarna rambut mengandung bahan kimia yang dapat masuk ke dalam tubuh dan memengaruhi kesehatan ibu dan janin. Meski risiko ini relatif kecil, terutama jika ibu hanya mewarnai rambut sesekali, misalnya dua bulan sekali, namun kehati-hatian tetap diperlukan.
Jika ibu hamil berniat mengganti warna rambut, sebaiknya melakukannya setelah trimester pertama, karena pada masa ini janin sedang berkembang dan membentuk organ tubuh. Oleh karena itu, penting untuk menghindari hal-hal yang dapat memengaruhi kesehatan janin. Selain usia kehamilan, ibu juga harus memperhatikan kondisi kulit kepala. Jika kulit kepala mengalami iritasi, lebih baik untuk tidak mewarnai rambut, karena pewarnaan dapat memperburuk iritasi yang ada.
Tips Aman Mewarnai Rambut Saat Hamil
Untuk mengurangi risiko saat mewarnai rambut selama kehamilan, ibu hamil bisa mengikuti beberapa tips berikut ini:
1. Cek Label Kemasan Pewarna Rambut
Saat membeli pewarna rambut, penting untuk memeriksa kandungan bahan kimia pada kemasan. Ibu hamil sebaiknya menghindari pewarna rambut yang mengandung bahan seperti amonia, peroksida, paraben, atau pemutih (bleach). Sebagai alternatif, pilihlah pewarna rambut yang terbuat dari bahan alami yang lebih aman digunakan.
2. Gunakan Sarung Tangan
Jika ibu hamil memilih untuk mewarnai rambut sendiri, pastikan untuk menggunakan sarung tangan. Sarung tangan akan melindungi tangan dari kontak langsung dengan bahan kimia dalam pewarna rambut. Selain itu, lakukan pewarnaan di area yang memiliki ventilasi yang baik untuk meminimalkan paparan bahan kimia yang terhirup. Jika perlu, ibu juga bisa mengenakan masker untuk menghindari bau yang bisa menyebabkan mual atau sakit kepala.
3. Fokuskan Pewarnaan pada Helaian Rambut Saja
Untuk menghindari kontak langsung antara bahan kimia dan kulit kepala, sebaiknya pewarnaan hanya dilakukan pada helaian rambut, bukan pada kulit kepala. Metode seperti highlight rambut dapat menjadi pilihan yang lebih aman karena pewarna hanya akan menempel pada rambut dan bukan kulit kepala.
4. Ikuti Petunjuk Penggunaan dengan Tepat
Pastikan untuk selalu mengikuti petunjuk penggunaan yang tercantum di kemasan pewarna rambut. Hal ini meliputi durasi pengecatan dan waktu pembilasan yang benar, untuk mengurangi risiko bahan kimia yang dapat meresap ke kulit kepala.
5. Bilas Rambut dengan Seksama
Setelah pewarnaan, pastikan untuk membilas rambut dengan air yang cukup hingga bersih. Penggunaan sampo yang lembut dan bebas sulfat khusus untuk rambut yang diwarnai akan membantu menjaga kualitas dan warna rambut. Agar warna rambut tetap awet, disarankan untuk mencuci rambut 2-3 kali seminggu. Jika rambut terasa lepek, ibu bisa menggunakan sampo kering sebagai alternatif.
Pewarna Rambut Alami untuk Ibu Hamil
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ibu hamil disarankan untuk menghindari pewarna rambut yang mengandung bahan kimia. Sebagai pilihan yang lebih aman, ibu hamil bisa menggunakan pewarna rambut alami, seperti henna atau pacar, yang berasal dari tumbuhan.
Produk henna lebih aman karena umumnya terbuat dari bahan alami, meski hanya memiliki pilihan warna yang terbatas, seperti oranye, merah, atau kecoklatan.
Namun, perlu diingat bahwa henna dengan warna hitam sebaiknya dihindari, karena biasanya mengandung pewarna sintetis yang dapat berisiko bagi kesehatan ibu hamil.
Jika setelah mewarnai rambut muncul tanda-tanda iritasi seperti ruam, kulit bersisik, gatal, atau pecah-pecah, ibu hamil disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Banyak dokter kini menawarkan konsultasi daring, yang memungkinkan ibu hamil mendapatkan saran medis tanpa perlu keluar rumah.