Telinga Berair pada Anak Inilah Cara Menanganinya - Globumil

dr. Deka, Sp.OG, M.Kes || 2024-07-11

Telinga berair bisa menjadi tanda adanya infeksi pada telinga dan infeksi ini sering terjadi pada anak-anak. Jika tidak ditangani dengan benar, telinga berair pada anak dapat menimbulkan berbagai komplikasi. Jadi, sebaiknya yuk bahas diartikel Medikacare berikut ini untuk mengetahui bagaimana cara yang benar untuk menangani telinga yang berair akibat infeksi.

Infeksi telinga merupakan peradangan di telinga tengah yang ditandai dengan telinga berair atau menumpuknya cairan pada belakang gendang telinga. Anak usia di bawah 3 tahun (batita) adalah golongan anak yang paling sering terkena telinga berair akibat infeksi. Hal ini dapat terjadi karena sistem imunitas pada anak masih berkembang, sehingga sulit untuk melawan infeksi tersebut.

Selain itu, telinga berair pada anak juga dapat disebabkan oleh saluran eustachius di dalam telinga anak yang lebih pendek dan lebih sempit daripada orang dewasa. Akibatnya, cairan sulit untuk keluar dari telinga.

Penyebab dan Gejala Telinga Berair pada Anak Akibat Infeksi Telinga

Infeksi telinga dapat ditandai dengan adanya cairan yang berada ditelinga anak dan kondisi ini sering disebut sebagai otitis media. Cairan tersebut berasal dari gendang telinga yang sedang mengalami infeksi dan kemudian pecah yang pada akhirnya menimbulkan lubang. Gendang telinga yang berlubang ini dapat pulih kembali dalam waktu beberapa minggu setelah infeksi sembuh.

Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya telinga sikecil menjadi berair yaitu diantaranya terjadinya infeksi virus atau bakteri, alergi, pembengkakan sinus, polip, amandel dan telinga berair juga dapat disebabkan oleh adanya perubahan tekanan darah. Jika sikecil mengalami infeksi ini ada beberapa gejala yang akan dialami seperti :

1. Demam
2. Gangguan pendengaran
3. Mual
4. Tidak enak badan
5. Nafsu makan berkurang
6. Telinga terasa penuh, sakit, berdengung, dan tersumbat
7. Perubahan perilaku, seperti lebih rewel dan sering menangis
8. Susah tidur
9. Kemungkinan dalam beberapa hari hingga satu minggu, pendengaran sikecil akan mengalami gangguan

Pada bayi, telinga berair lebih sering menyerang bayi yang tidak diberikan ASI dibandingkan bayi yang diberi ASI. Jika bayi berusia di bawah 6 bulan mengalami salah satu gejala telinga berair akibat infeksi dan disertai demam di atas 39 derajat celcius maka sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter.

Berikut Penanganan Telinga Berair pada Anak Akibat Infeksi Telinga

Penanganan yang dapat diberikan untuk mengatasi telinga berair pada anak akibat infeksi sebenarnya tergantung pada tingkat keparahan dan lamanya infeksi. Ada beberapa tindakan yang akan dilakukan dokter untuk menangani telinga berair, di antaranya:

1. Pemberian obat pereda nyeri

Infeksi telinga umumnya dapat sembuh dengan sendirinya karena sistem imun tubuh pada anak dapat mengatasi sebagian infeksi. Namun, telinga berair akibat infeksi dapat memicu demam dan nyeri yang mungkin akan membuat anak menjadi tidak nyaman. Bunda mungkin bisa mengatasinya dengan memberikan obat anti nyeri dan sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu sebelum penggunaan.

2. Pemeriksaan tambahan

Bila infeksi yang terjadi pada sikecil dianggap cukup parah, kemungkinan dokter akan menyarankan pemeriksaan cairan telinga untuk menentukan kuman penyebab infeksi. Dokter juga akan melakukan tes pendengaran dan memeriksa dengan CT scan kepala untuk dapat mengetahui apakah infeksi itu sudah menyebar ke bagian telinga lainnya atau belum.

3. Pemberian antibiotik

Tidak semua kasus telinga berair akibat infeksi perlu diberikan antibiotik. Antibiotik ini biasanya diberikan kepada anak yang berusia di bawah 2 tahun karena memiliki risiko infeksi yang lebih tinggi. Selain itu, antibiotik juga dapat diberikan jika telinga berair akibat infeksi tidak juga mereda dalam waktu 2–3 hari, dan jika kondisi ini disebabkan oleh infeksi bakteri.

4. Prosedur medis

Jika telinga berair pada anak akibat infeksi terjadi berulang kali dan mungkin menimbulkan gangguan pada pendengaran, perlu dilakukan prosedur medis, salah satunya miringotomi. Prosedur ini dilakukan dengan membuat lubang kecil pada gendang telinga untuk mengeluarkan cairan telinga, seperti darah, air, atau nanah.

Mengenali gejala dan penyebab telinga berair akibat infeksi penting diketahui agar penanganan bisa cepat dilakukan. Jika tidak segera ditangani, infeksi ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi, seperti gangguan pada pendengaran, keterlambatan bicara atau perkembangan, gendang telinga robek, dan penyebaran infeksi ke sekitar jaringan telinga.

Untuk mencegah terjadinya telinga berair akibat infeksi, penting untuk melengkapi imunisasi pada anak, menjaga kebersihan dan kualitas udara di dalam rumah, membiasakan cuci tangan, memberikan ASI eksklusif kepada anak, dan tidak membiarkan anak tidur sambil minum susu dibotol.

Jika kondisi telinga berair pada anak terjadi terus-menerus sampai membuatnya merasa tidak nyaman, segera bawa anak ke dokter agar ia mendapatkan penanganan yang lebih sesuai.